Hikmah Sosial Puasa Ramadhan
Manusia dalam
mengembangkan dan mengkristalisasikan sifat-sifat Tuhan dalam menjalani
kehidupan nyata, sebab manusia menghadapi dinding penghalang, cobaan, dan
rintangan yang menghalangi seseorang dalam mencapai tujuannya. Salah satu
sarana atau cara untuk mengkristalisasikan sifat-sifat tuhan tersebut adalah untuk
tidak makan dan minum, dengan kata lain yaitu menjalani ibadah puasa ramadhan. Puasa ramadhan
merupakan sarana atau cara manusia, masyarakat dalam mengontrol, mengendalikan
diri dari setiap hawa nafsu atau keinginan dalam diri.
Puasa adalah sarana
atau perintah agama yang dilaksanakan oleh umat islam, puasa tidak hanya
sebatas menggugurkan kewajiban atau melaksakan ibadah ritual semata. Melainkan,
dari perintah puasa tersebut berdampak positif dengan kesalehan sosial, seperti
menumbuhkan saling tolong-menolong, kebersamaan, bersedekah, berinfaq, kasih
sayang, empati dan persaudaraan antar sesama manusia. Juga, perasaan sama-sama
lapar, haus, dan makan diwaktu yang sama. Mampu membuat manusia memiliki rasa
empati dan kebersamaan tanpa membedakan latar belakang budaya, jabatan, dan
profesi.
Puasa (Saum) menurut bahasa arab adalah “menahan
dari segala sesuatu”. Seperti menahan makan, minum, dan menahan berbicara yang
tidak bermanfaat, seperti mencaci maki, melaknat, dan berbohong,dll. Menurut Hasby
Ash-Shiddiq, puasa bisa menjadikan orang mampu membiasakan diri untuk dapat
bersifat dengan sifat tuhan, yaitu tidak makan dan minum meskipun untuk sementara
waktu. Sekaligus dapat menayamakan diri dengan orang-orang yang muraqobah. Menurut
bahasa, puasa berarti “menahan diri”, menurut syara, ialah menahan diri dari
segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya
matahari, karena perintah Allah semata-mata serta disertai niat dan
syarat-syarat tertentu.(Drs.H.Moh Rifai, Fikih Islam Lengkap).
Sesungguhnya harkat dan
martabat manusia adalah tergantung pada kesanggupannya untuk mengendalikan
diri. Banyak ulama fikih, mengatakan bahwa puasa adalah menahan diri dari kedua
nafsu yang pada umumnya “merajai” dan memperdaya manusia, yaitu nafsu perut dan
nafsu seksual. Syekh Imam Nawawi dalam Tafsirannya Al-Munir Juz 1, mengatakan
bahwa, nafsu perut merupakan segala penyakit dan cacat diri, baik jasmani dan
rohani. Nafsu perut lazimnya diikuti nafsu seksual. Sebab dengan mengosongkan
perut, gejolak nafsu seksual relatif mudah dikontrol. Apabila manusia mampu
memanage, mengendalikan kedua nafsu tersebut, maka akan mudah me-manage nafsu-nafsu
yang lain seperti serakah, sombong, kikir, menggunjing dan melaknat,dll. Tujuan puasa adalah;1.
meningkatkan taqwa, 2. mengendalikan
hawa nafsu, 3. melipatgandakan pahala, 4. mensyukuri kemudahan syariat Allah
swt. Jenis-jenis puasa, Puasa ramadhan, nazhar, kafarat, dan qodha. Juga puasa
sunnah, seperti puasa senin-kamis, arafah, syawal, as-syura, syaban, dan
daud,dll.
Makna Sosial Puasa
Dalam bukunya, 5 Pesan Al-Qur’an jilid pertama, Menurut Drs.Su’aib, H.Muhammad, MAg. Mengatakan ada beberapa hikmah Berpuasa Ramadhan, Yaitu antara lain;
1. puasa dapat
membiasakan seseorang untuk takut kepada Allah swt, baik dalam keadaan sendiri
maupun dengan orang banyak. Sebab, orang yang sedang melakukan puasao ini tidak
ada petugas yang mengawasi kecuali Tuhannya.
2. puasa dapat
menurunkan ketagangan syahwat dan dapat menjadikan jiwa seseorang di dalam
menghindari berbagai keinginan dan konsentrasi mengerjakan apa yang mendapat
ridha Allah swt.
3. puasa dapat melatih
diri untuk bersikap kasih sayang, yaitu sikap yang dapat mendorong orang
menjalankan puasa untuk berinfaq dan bersedekah. Ketika ia merasakan lapar, maka
akan teringat kepada kaum miskin yang tidak mempunyai makanan.
4. puasa dapat makna
persamaan antara pihak kaya dan miskin, raja dan rakyat. Diantara mereka tidak
terdapat perbedaan, semuanya diwajibkan menjalankan puasa.
5. puasa dapat membiasakan
umat untuk teratur di dalam melaksakan kehidupan, yaitu mereka berbuka pada
waktu yang sama dan tidak ada seorang pun yang mendahului.
6. puasa dapat dijadikan
sebagai pelebur bahan-bahan yang mengendap di dalam tubuh (seperti lemak). Terlebih
di dalam tubuh orang-orang yang mampu dan mempunyai daya tampung makan banyak,
tetapi sedikit gerak. Puasa juga membersihkan perut besar dari berbagai kotoran
dan racun yang merupakan akibat terlalu kenyang.(Hal:267-268).
Salah satu tujuan dan
makna dari ibadah puasa adalah terciptanya manusia/insan (muttaqien) pribadi yang bertaqwa, didalam muttaqien, ada 2
dimensi, yakni kesalehan individual dan kesalehan sosial. Dalam berpuasa, kesalehan
individual adalah dimana setiap individu menjalani setiap perintah Seperti
sholat, zakat, sedekah, haji,dll. Dan menjauhi segala larangan dalam agam
islam, seperti saling mencaci maki, melaknat, menggunjing, konflik-tawuran,
kikir-boros dan sombong antar sesama manusia. Kesalehan sosial, adalah dimana
setiap ibadah yang dilaksanakan setiap individu harus berdampak positif atau
memberikan manfaat pada diri sendiri dan lingkungan masyarakat. Dengan kata
lain, tujuan atau makna ibadah puasa adalah dimana setiap manusia/insan dapat
meningkatkan taqwa, mengendalikan hawa nafsu, dan menciptakan nilai tolong
menolong, kasih sayang, kebersamaan, empati dan persaudaraan antar sesama
manusia.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 10 Mei 2019, 14:15 WIB.
Komentar
Posting Komentar