Postingan

Menampilkan postingan dari April 26, 2020

Puasa Manusia mencipta Kedamaian Semesta (1)

*Puasa Manusia menjaga Kedamaian Semesta Salah satu sarana untuk mengkristalisasikan sifat-sifat Tuhan tersebut adalah untuk tidak makan dan minum, dengan kata lain yaitu manusia menjalani ibadah puasa. Puasa adalah sarana manusia dalam mengontrol dan mengendalikan diri dari hawa nafsu dan keinginan dalam diri. Menurut Hasby Asy shiddiqy, puasa menjadikan manusia mampu membiasakan diri untuk dapat bersifat dengan sifat Tuhan, yaitu tidak makan dan tidak minum meskipun untuk sementara waktu. Sesungguhnya harkat dan martabat manusia adalah tergantung pada kesanggupan untuk mengendalikan diri. Banyak ulama fiqh mengatakan bahwa puasa adalah menahan diri dari kedua nafsu yang ada umumnya merajai dan memerdaya manusia yaitu nafsu perut dan nafsu seksual. Syekh Imam An-Nawawi mengatakan bahwa nafsu perut merupakan sumber segala penyakit dan cacat diri, baik jasmani dan rohani. Nafsu perut lazimnya diikuti nafsu seksual. Sebab dengan mengosongkan perut gejolak nafsu seksual re

Islam Melindungi Kemanusiaan Abad 21

Islam adalah agama yang sangat tinggi menjunjung tinggi hak hak asasi manusia dalam inti ajarannya sendiri.  Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk kebaikan (fitrah) yang berpembawaan asal kebaikan dan kebenaran (hanif). Manusia adalah makhluk yang tertinggi (dibuat dalam sebaik baik ciptaan), dan Allah memuliakan anak cucu adam ini serta melindunginya didaratan mauoun dilautan.(Q.S.Al-Maidah 5:32). Jadi, agama mengajarkan bahwa masing masing jiwa manusia mempunyai harkat dan martabat yang senilai dengan manusia sejagad. Masing masing pribadi manusia mempunyai nilai kemanusiaan universal. Maka,  kejahatan kepada seorang pribadi adalah sama dengan kejahatan kepada manusia sejagad,  dan kebaikan kepada seorang pribadi adalah sama dengan kebaikan kepada manusia sejagad. Inilah dasar yang amat tegas dan tandas bagi pandangan kewajiban manusia untuk menghormati sesamanya dengan hak hak asasinya yang sah. 

Manusia Religius (1)

Gambar
Salah satu ciri utama agama adalah universalitas ajarannya, sehingga melampaui batas-batas perbedaan antar manusia. Jika makna agama ini tidak terjangkau oleh pemahaman keagamaan yang mendalam oleh setiap manusia atau penganutnya,  maka makna atau nilai agama menjadi sempit.  Yakni ajaran agama hanya untuk membebaskan sekelompok manusia saja,  bukannya membebaskan keseluruhan umat manusia dari lingkungan yang penuh keterbatasan.  Manusia atau penganut agama yang tidak mampu membebaskan diri dari kungkungan itu sudah tentu tidak dapat mengangkat diri menuju sifat-sifat keilahian dalam dirinya,  padahal sifat-sifat luhur keilahian itulah esensi dari ajaran agama untuk umat manusia atau penganut agama yang meyakini dan menjalaninya. Religius tidak identik dengan agama. Manusia yang beragama adalah sekaligus manusia yang religius. Agama lebih menunjuk kepada aspek kelembagaan kebaktian kepada Tuhan. Tuhan yang maha kuasa. Sedangkan, religius lebih melihat kepada aspek kedalam lub