Sajak: Bulan Ramadhan
Sajak Ramadhan
pukul 16:24 wib.
harum, suci, gembira,
kerumunan penduduk di kampung itu tampaknya
bahagia menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
mereka sibuk membersihkan rumah-rumah,
jalan-jalan dan kampung-kampung nya.
langit dikota itu, begitu menawan dengan jingga terpancar diatas langit-langit kampus,
menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
sudah terasa berbulan, minggu bahkan hari seluruh penjuru dunia,
siap menyambut dengan senang hati bulan yang penuh berkah itu.
suara kumandang azdan ashar itu mengetuk hatiku yang masih terbaring lemas di kursi kuno itu.
senja perlahan utur di ufuk barat, masyarakat di kampung itu gembira,
dengan suasana jingga dicampuri awan hitam tebal di atas langit senja itu.
senja, sore, mentari, jingga, awan hitam tebal.
sang maha kuasa meniupkan angin cinta kepada makhkluknya,
malaikat mengantarkan cinta kepada pasangannya,
manusia mendapat cinta kepada pasangannya,
para pecinta tampak saling terpesona, terkagum kagum,
menikmati ayat ayat syahdu cinta yang menggetarkan jiwa raga setia insan manusia.
hewan hewan menikmati cinta dengan caranya sendiri sendiri.
pukul 21:25.
udara malam diatas langit langit kota itu agak mendung, awan hitam tebal memayungiku,
aku merenung, menyendiri, dikesunyian malam itu.
rintik hujan perlahan turun membahasai atap atap rumah, membahasahi jalana jalana.dll.
sepi, sunyi, sendiri menyendiri,
menikmati awan awan malam hari,
sepi, sendiri, sakit-menyakiti,
menikmati keindahan aroma bunga bunga di malam hari.
aku bangun, aku menghirup,
aku melangkah, aku wudhu, aku sholat, aku berdoa, aku menang, aku damai.
awalnya aku tak mengerti, awalnya aku tak menyangka,
kau masuk ke dalam hati dan menjelajah ke pusat jiwa raga,
dan kau keluar dari jiwa dan membawaku ke taman-taman surga.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 03 April 2019. 18:52 WIB.
Komentar
Posting Komentar