Sajak: Bumi untuk Manusia
Sajak: Bumi untuk Manusia
Karya, Fitratul Akbar
Bumi Tak pernah membeda-bedakan bunga-bunga,
yang tumbuh subur-mekar ditaman-taman dunia
yang tiada henti menebar aroma-aroma cinta,
untuk seluruh umat manusia yang hidup didunia.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan umat manusia
yang berbeda agama, ada yang Islam, Kristen, Hindu, Budha
sebagai tanda kekuasaan Allah swt yang Kuasa dan Bijaksana.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan, warna kulit umat manusia,
ada yang hitam, putih, kuning dan biru, perbedaan itu pertanda
keindahan, kedamaian dan keharmonisan umat manusia.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan ras dan agama,
budaya, daerah dan jabatan yang melekat di dada.
Melainkan itu pertanda tanggung jawab diberikan kepada,
seluruh umat manusia untuk kesejahteraan hidupnya.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan, tak pernah mencaci-maki,
dan mengabaikan umat manusia yang berlumuran salah dan dosa.
Melainkan Bumi ini adalah laksana ibu pertiwi,
ibu yang memeluk, mengayomi, dan mencintai anak-anak manusia,
anak-anak bangsa yang hidup jujur, adil dan damai
yang hidup ditanah air, tanah makmur, bernama negara indonesia.
Bumi adalah laksana ibu pertiwi, ibu yang baik hati,
menerima dan mengasihi anak-anak Tuhan,
anak anak bangsa yang terkucil, teralienasi,
dan miskin papa dan membusuk lapar dijalanan.
Bumi adalah laksana ibu pertiwi,
laksana bintang-bintang dan matahari yang tak pernah padam.
laksana malaikat yang saling cinta-mencintai,
laksana pemimpin yang mengayomi anak-anak yatim,
anak-anak manusia yang hidup mengembara di dunia ini.
Bumi adalah laksana ladang yang bertepi,
untuk menabur benih-benih kebaikan.
apa yang di tabur, itulah yang di tuai,
Karena itu, tanamlah benih-benih kebaikan.
maka kebaikanlah yang didapatkan dimasa depan nanti.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 05 Mei 2019, 12:35 WIB.
yang tumbuh subur-mekar ditaman-taman dunia
yang tiada henti menebar aroma-aroma cinta,
untuk seluruh umat manusia yang hidup didunia.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan umat manusia
yang berbeda agama, ada yang Islam, Kristen, Hindu, Budha
sebagai tanda kekuasaan Allah swt yang Kuasa dan Bijaksana.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan, warna kulit umat manusia,
ada yang hitam, putih, kuning dan biru, perbedaan itu pertanda
keindahan, kedamaian dan keharmonisan umat manusia.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan ras dan agama,
budaya, daerah dan jabatan yang melekat di dada.
Melainkan itu pertanda tanggung jawab diberikan kepada,
seluruh umat manusia untuk kesejahteraan hidupnya.
Bumi Tak pernah membeda-bedakan, tak pernah mencaci-maki,
dan mengabaikan umat manusia yang berlumuran salah dan dosa.
Melainkan Bumi ini adalah laksana ibu pertiwi,
ibu yang memeluk, mengayomi, dan mencintai anak-anak manusia,
anak-anak bangsa yang hidup jujur, adil dan damai
yang hidup ditanah air, tanah makmur, bernama negara indonesia.
Bumi adalah laksana ibu pertiwi, ibu yang baik hati,
menerima dan mengasihi anak-anak Tuhan,
anak anak bangsa yang terkucil, teralienasi,
dan miskin papa dan membusuk lapar dijalanan.
Bumi adalah laksana ibu pertiwi,
laksana bintang-bintang dan matahari yang tak pernah padam.
laksana malaikat yang saling cinta-mencintai,
laksana pemimpin yang mengayomi anak-anak yatim,
anak-anak manusia yang hidup mengembara di dunia ini.
Bumi adalah laksana ladang yang bertepi,
untuk menabur benih-benih kebaikan.
apa yang di tabur, itulah yang di tuai,
Karena itu, tanamlah benih-benih kebaikan.
maka kebaikanlah yang didapatkan dimasa depan nanti.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 05 Mei 2019, 12:35 WIB.
Komentar
Posting Komentar