*Melindungi Kehutanan dari Kerusakan Lingkungan Hidup 3

*Melindungi Kehutanan dari Kerusakan Lingkungan Hidup 3.(Mengantisipasi Perubahan Iklim Dunia)
Hanya manusia, masyarakat dan pemerintah/negara yang berperan penting atas apa yang terjadi pada bumi atau alam semesta ini. Baik atau buruk, kering atau lestari, panas atau dinginnya alam semesta/bumi atau lingkungan hidup ini adalah bergantung bagaimana peran dan kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi isu lingkungan hidup dan kelestarian kehutanan ini dimasa kini maupun masa depan kelak.. .
Tak ada hal yang tak berubah, semua pasti berubah. Termasuk bumi, rumah yang kita kenal sejak kita dilahirkan hingga saat ini. Bumi tempat kita bernaung, memberi kita rasa nyaman, damai dan lestari. Memanjakkan kita hingga bisa tumbuh berkembang diatasnya, menikmati segala keindahan dan kedamaiannya, pun sebaliknya.
Melihat kondisi bumi dan alam semesta saat ini, kadang tidak terbayangkan akan seperti apa bumi 10,50 atau 100 tahun lagi. Apakah kita generasi masa kini, akan mewariskan alam yang rusak atau mewariskan bumi, alam atau lingkungan masyarakat yang nyaman, damai dan lestari bagi kehidupan keluarga, masyarakat dan anak cucu kita dimasa depan kelak.
Apakah kita diam saja melihat kondisi alam saat?, tentu jawabannya tidak. Karena itu, kita sebagai manusia yang berakal sehat dan dibekali hati nurani, pasti secara kesadaran naluriah dan amaliah, kita sebagai manusia, pemimpin didunia yang mengatur, mengurus dan mengelola kondisi bumi atau alam semesta ini untuk keberlangsungan kehidupan umat manusia, anak-anak atau remaja yang hidup dimasa kini dan masa depan kelak. Karena itu, hanya kita sebagai manusia, masyarakat dan pemerintah yang ber-peran penting untuk bekerja-sama, bergotong- royong dalam mengelola dan mengurus kelestarian dan kenyamanan atas apa yang terjadi di bumi, alam semesta, masyarakat dan negara tercinta ini.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan luas kebakaran hutan dan lahar yang terjadi periode Januari – Agustus 2019 mencapai 328.724 Ha, dengan Provinsi Riau menjadi wilayah dengan total kebakaran lahan terluas mencapai 49.266 Ha, menyusul setelahnya provinsi Kalimantan Selatan dengan luas lahan terbakar 44.769 Ha. Dari data, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, luas kawasan hutan Indonesia pada 2018 tercatat sekitar 125,9 juta hektare (ha) atau seluas 63,7 persen dari luas daratan Indonesia.
Dampak terjadinya kebakaran hutan atau Kabut asap yang tebal menyebabkan terganggunya kehidupan masyarakat yang berdampak langsung kepada kesehatan, pendidikan dan perekonomian masyarakat. Tidak hanya merugikan manusia, tapi juga mengakibatkan ekologi alamiah berubah bentuk dan rusak. Karena kebakaran hutan bisa menjadi awal dari bencana atau gerbang dari musibah-musibah besar kiranya yang bisa menyusul seperti banjir dan tanah longsor.
Dengan demikian, Sejak akhir tahun 2011 sampai 2019 ini kondisi hutan indonesia mengalami pengumuman yang serius. Luas hutan telah menurun drastis, kerusakan akibat penerbangan yang tidak terkendali dan tanpa izin semakin parah, perambahan dan ditambah dengan penanaman hutan yang tidak berjalan kompak atau secara keseluruhannya, menghambat kelestarian hutan.
Penyebab utama terjadinya berbagai kelemahan dan kegagalan tersebut adalah adanya keragaman pandangan, kepentingan dan tujuan dari berbagai pihak, baik dari sektor pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat, baik nasional dan global, dalam pamerkan prioritas pengelolaan sumber daya hutan dan penempatan hutan. Akibatnya, deforestasi dan degradasi dari hutan terus menurun.
Karena itu, agar supaya negara indonesia sejuk dan lestari kembali dan bisa bertahan hidup/berkelanjutan bagi generasi masa kini dan masa depan kelak, maka pemerintah daerah di indonesia harus memprioritaskan untuk menyelesaikan masalah di bidang lingkungan hidup dan kehutanan ini. Karena, indonesia merupakan salah satu memiliki hutan tropis terluas didunia. Karena, Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga rentan terhadap dampak perubahan iklim dan pemanasan global.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahatma Gandhi dan Manusia Ahimsa (Anti Kekerasan)

Pentingnya Mengenal diri sendiri di era kekinian

*Cerpen Kehidupan