Kerohanian Manusia Pusaka Agama Islam
Kerohanian adalah pusaka agama islam yang dimulai dari nabi muhammad saw sampai kepada sahabat-sahabatnya, terus kepada masa kita ini. Dengan alasan bahwa kesadaran dan pengakuan adanya Tuhan adalah dasar pokok kebenaran dalam beragama islam.
Pengakuan dan penyaksian itu, terjadi sejak manusia berada dalam alam arwah. Karena itu, setiap manusia didalam bathin kesadarannya mendengar pertanyaan, sebagaimana firman Allah swt: "Alastu Birabbikum? Qalu balaa, Syahidna".
(Apakah aku ini Allah bukan Tuhanmu?, dan ia (jiwa) menjawab: Ya, kami telah naik saksi.
Dari ilustrasi diatas, kita sadar bahwa manusia itu mempunyai naluri ber-Tuhan. Tetapi naluri ber-Tuhan yang terdapat menurut kejadian dalam diri setiap orang, mungkin akan hilang lenyap apabila tidak selalu dipupuk dan dipelihara, apalagi kalau memang sengaja untuk dihilangkan dengan jalan melepaskan diri dari ikatan kerohanian dan rasa keTuhanan.
Terlebih lebih, pada masa dewasa ini, dimana dunia atau negara dilanda dekadensi moral terutama pada generasi muda. Dengan pengaruh dekadensi moral dan pengaruh kebendaan itu membuat manusia dan generasi muda diselimuti sifat sifat atau mental yang merusak bangunan jasmani dan rohani. Karena manusia dan generasi mudah mengalami dekadensi moral atau kehilangan kompas moralitas, maka manusia kehilangan arah atau pedoman dalam berperilaku antar sesama sehingga mudah melakukan tindakan kejahatan, kezaliman, kemaksiatan dan kriminal yang dapat merusak perilaku generasi muda dan anak anak maupun merusak tatanan lingkungan masyarakat luas. Dengan demikian, ketika dalam jiwa raga manusia atau generasi mudah dikuasai hawa nafsu syahwat, maka manusia telah membelenggu jiwa raganya sendiri dan masyarakat lain yang kemudian terjerumus dalam lembah jurang kegelapan dan kehancuran sebuah negara.
Lebih lanjut, pada masa dewasa ini, dinegara kita ini, para remaja remaja kita dilanda dekadensi moral yang merupakan racun bagi generasi muda dan kepribadian negara itu sendiri. Hal ini, disebabkan karena perilaku remaja remaja kita yang cenderung menerima dan meniru budaya dari negara lain, tanpa memilah dan memilihnya yang sesuai dengan norma dan kepribadian negara indonesia. Selain itu, faktor penyebab yang merusak perilaku remaja rema kita adalah. Kejahatan, dimana karena mudahnya teknologi informasi dan transportasi, membuat remaja kita mudah mengakses konten medsos yang tidak sesuai dengan umur, kemudian terjerumus dengan konten tak berguna.
Kemudian, kezaliman dimana remaja kita mudah saling tawuran, konflik saudara dan mencuri milik orang lain. Kriminal, dimana remaja kita mudah menggunakan barang narkotika, minuman keras dan melepaskan hawa nafsu dengan penari-penari telanjang. Dari fenomena dekadensi moral yang menimpa remaja-remaja tersebut perlahan dapat merusak perilaku generasi muda dan merusak masyarakat dimasa depan yang sangat sulit mencari solusinya dan membingungkan para orang tua, masyarakat dan negara itu sendiri.
Oleh karena itu, kekuatan kerohanian umat manusia erat kaitannya dalam membangun tatanan masyarakat dan negara, bahkan kerohanian adalah dasar kuat, pedoman moral manusia dalam membangun negara yang adil, makmur dan sejahtera dimana manusia yang hidup dibawah naungannya. Jika rohani/bathin yang rusak maka jasmani/zahirpun akan rusak, karena rohanilah yang menguasai jasmani dalam segala perbuatan manusia. Karena itu, jika ingin memperbaiki masyarakat dan negara maka yang terlebih dahulu dibangun adalah kekuatan rohani.
Kebendaan membawa kepada anti Tuhan, kerohanian membawa kepada cinta Tuhan. Kebendaaan membawa permusuhan dan kebencian, kerohanian membawa perdamaian dan kecintaan. Kebendaan merusakan dan meruntuhkan, kerohanian memperbaiki dan membangun. Kebendaan membawa kezaliman dan kemiskinan, kerohanian melestari kehidupan dan kemakmuran.
*Penulis Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Bima, Selasa 05 Mei 2020, 14:30 WIT.
Komentar
Posting Komentar