Menanam Akhlak Malu dalam Diri Sendiri
Menanam Akhlak Malu
Malu adalah sifat yang
dapat membentengi seseorang dari yang perilaku yang kurang sopan. Islam
memerintahkan pemeluknya memiliki sifat malu, karena sifat malu dapat
meningkatkan akhlak seseorang menjadi tinggi. Manusia yang tidak memiliki sifat
malu, akhlaknya akan rendah dan sulit mengendalikan nafsu dan ujian hidup.
Sifat malu adalah ciri khas seorang muslim beriman, orang yang memiliki sifat malu, ketika dia melakukan kesalahan atau melanggar norma di masyarakat. maka ia akan langsung meminta maaf dan menyesal dengan perilakunya tersebut. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sifat malu pada dirinya, ketika melakukan kesalahan ia tidak akan merasa bersalah dan biasa saja meskipun banyak orang yang melihat atau menasehatinya. Islam menempatkan sifat malu sebagian dari iman, orang malu pasti memiliki sifat malu. Manusia yang tidak memiliki sifat malu dalam dirinya berarti dia tidak ada iman meskipun lidahnya sudah bersaksi atau menyatakan beriman.
Sifat malu adalah ciri khas seorang muslim beriman, orang yang memiliki sifat malu, ketika dia melakukan kesalahan atau melanggar norma di masyarakat. maka ia akan langsung meminta maaf dan menyesal dengan perilakunya tersebut. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sifat malu pada dirinya, ketika melakukan kesalahan ia tidak akan merasa bersalah dan biasa saja meskipun banyak orang yang melihat atau menasehatinya. Islam menempatkan sifat malu sebagian dari iman, orang malu pasti memiliki sifat malu. Manusia yang tidak memiliki sifat malu dalam dirinya berarti dia tidak ada iman meskipun lidahnya sudah bersaksi atau menyatakan beriman.
Rasulullah swt, bersabda, "sesungguhnya setiap agama mempunyai akhlak dan sesungguhnya
akhlak islam adalah malu". (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah). Sifat malu perlu
diterapkan seseorang dalam setiap aktivitas kehidupan, dengan merealisasikan
sifat malu tersebut dapat menahan atau membendung dari perbuatan tercela, hina
yang dapat merendahkan martabat dan menimbulkan konflik antar sesama umat
manusia. Apabila seseorang hilang sifat malunya, maka martabat manusia menjadi lebih
buruk dan bahkan hina ke lembah yang derajat paling rendah seperti binatang.
Rasulullah saw, bersabda "sesungguhnya Allah swt apabila hendak
membinasakan seseorang, dia mencabut rasa malu dari orang itu". Apabila rasa malunya
sudah dicabut, kamu tidak menjumpainya kecuali benci. Apabila tidak
menjumpainya dibenci, dicabutlah darinya sifat amanah. Apabila sifat amanah
sudah di cabut oleh sesama manusia, maka orang tersebut didapati sebagai
penghianat dan di khianati. Kalau sudah jadi pengkhianat dan dikhianati, di
cabutlah darinya rahmat, kalau rahmat sudah dicabut, tidak akan kamu dapati
dirinya kecuali terkutuk yang mengutuk. Apabila terkutuk yang mengutuk sudah
dicabut darinya, maka akhirnya dicabutlah ikatan keislamannya.(Ibnu Majah).
Untuk itu, dalam
mengarungi kehidupan yang penuh dengan ujian dan hiruk pikuk antar sesama, maka
diperlukan menanamkan benih-benih sifat-sifat terpuji salah satunya adalah sifat
malu. Ditengah kondisi negara yang sedang berada dalam jurang kehancuran karena
ulah pada pejabat pemerintah yang melakukan korupsi, kolusi secara berjamaah.
maka menanamkan benih-benih sifat malu pada setiap anak dan bapak bangsa adalah hal
terpenting bagi ketangguhan dan eksitensi masyarakat dan negara indonesia dalam
bersaing dengan negara-negara lainnya. Malu melakukan perbuatan
curang, nyontek, korupsi, dan memperkosa hak orang lain hanya untuk
mempertahankan kekuasaan individu dan kelompok. Malu saling mencaci maki, merendahkan harga diri antar sesama. Malu saling
membully, tawuran atau konflik sesama generasi bangsa. Malu melakukan perbuatan keji pada diri sendiri dan orang lain. Malu tidak memaafkan kesalahan diri sendiri dan orang lain. Malu tidak memberikan kebermanfaatan dan pencerahan bagi diri sendiri dan
masyarakat.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 29/03/2018, 00:28 WIB.
Komentar
Posting Komentar