*Waktu adalah Kehidupan
Waktu berlalu begitu
cepat, saat kita masih "muda" kita merasa waktu bergulir masih lama
sehingga di masa "muda" itu kita sering berfoya foya, berleha-leha
dalam mengarungi hidup. Waktu tidak pernah berhenti bergulir, umur terbatas dan
badan perlahan lemah dan rapuh, sedangkan detik ini kita masih di beri jiwa
raga sehat, tapi kita belum mampu memanfaatkan aktivitas yang produktif bagi
diri sendiri, masyarakat dan negara.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 18 Juli 2019, 12:30 WIB.
Orang-orang Barat adalah orang yang sangat menghargai waktu dan mereka punya
budaya tepat waktu, baik ketika berangkat ke sekolah, kantor atau pertemuan
dengan orang lain. sampai ada ungkapan seperti "waktu adalah uang", Ungkapan ini salah satu standar bagi mereka bahwa setiap menit yang bergulir
harus mendapatkan materi/uang atau aktivitas dunia di ukur serba materialisme. Mungkin, tidak hanya orang Barat yang mempunyai konsep tentang waktu melainkan
orang Timur/Islam juga punya konsep waktu, seperti dalam Surah Al-Asr yang
membahas mengenai konsep waktu. Dalam surah itu, di jelaskan bagaimana setiap
umat muslim memanfaatkan waktu untuk beribadah kepada Allah swt, beramal shaleh
kepada sesama manusia yang hidup di dunia ini.
Islam memandang bahwa dalam setiap aspek hidup manusia adalah ibadah, maka di setiap tingkah laku berada dalam pengawasan Allah swt. Untuk itu, setiap manusia saling berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, saling sehat-menasehati, memotivasi dan tolong menolong ketika berada dalam kesusahan agar setiap menit yang di jalani bernilai ibadah bagi diri kita sendiri dan masyarakat. Karena hidup memang begitu singkat, maka salah satu rahasia untuk meraih kebahagiaan adalah dengan menikmati dan memanfaatkan waktu yang singkat itu dengan melakukan aktivitas yang dapat membuat dirimu berkembang menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Islam memandang bahwa dalam setiap aspek hidup manusia adalah ibadah, maka di setiap tingkah laku berada dalam pengawasan Allah swt. Untuk itu, setiap manusia saling berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, saling sehat-menasehati, memotivasi dan tolong menolong ketika berada dalam kesusahan agar setiap menit yang di jalani bernilai ibadah bagi diri kita sendiri dan masyarakat. Karena hidup memang begitu singkat, maka salah satu rahasia untuk meraih kebahagiaan adalah dengan menikmati dan memanfaatkan waktu yang singkat itu dengan melakukan aktivitas yang dapat membuat dirimu berkembang menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Selain itu kita juga sepatutnya menjalani hidup dengan sepenuh hati seperti
dengan merenung, menghayati, dan mensyukuri setiap menit dengan terus befikir
positif mengenai ujian dan cobaan hidup yang di hadapi. bukan malah berputus
asa, resah-gelisah, gundah-gulana dan menyalahkan masyarakat dan lingkungan.
melainkan kita menjalani hidup dengan sepenuh hati dan mengalir apa adanya.
kita tidak boleh terlalu larut dalam kegagalan di masa lalu dan pusing dengan
kondisi di masa depan. waktu yang tepat/terbaik untuk memulai menanam benih-benih kebaikan adalah masa kini. Menjalani hidup dengan sepenuh hati juga adalah hidup dengan penuh rasa sabar,
syukur, rendah hati, istiqomah, dan bersemangat mewujudkan cita-cita hidup. Karena dengan modal itulah kita akan mendapatkan kedamaian dan kesejahteraan
hidup.
Ketika bangun dari tempat
tidur, sepatutnya kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt karena kita
masih di beri kesempatan hidup dan bisa menghirup udara segar di pagi hari dan
menikmati burung-burung dan kendaraan yang lalu lalang di pelataran rumah. Karena
kita masih di beri kesehatan dan rezeki, jadi kita memanfaatkan waktu tersebut
untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, perbuatan dosa/zalim dan juga kita bisa menyedekahkan
sebagian harta kita kepada orang yang lemah atau miskin. Maka agar menjadi umat
yang terbaik di sisi Allah swt yaitu dengan terus memberikan rahmat, kedamaian,
kesejahtaraan, tolong menolong dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan antar
sesama umat manusia di dunia ini.
Orang-orang yang bahagia
adalah orang yang menjalani hidup dengan sepenuh hati, dimanapun dan kapanpun
mereka berada. Jika "kita" ingin menjalani hidup dengan bahagia, maka
singkirkan sifat iri, dengki, sombong dan sifat-sifat tercela lainnya karena sifat
tercela itu dapat menghalangi mu dari cahaya kebahagiaan. Orang yang bahagia adalah orang yang selalu sabar dan syukur dalam menjalani
hidup dan selalu memandang setiap menit hidup adalah nikmat dan anugerah. maka
orang-orang yang telah menemukan makna dan tujuan hidup, tidak akan berleha-leha, bermalas-malasan dan menyia-menyiakan satu menit atau hari kehidupan.
Dalam hidup,
"kita" tak pernah tahu dengan umur atau keberadaan kita di dunia.
maka dengan itu, kita sepatutnya mulai menghargai dan mensyukuri setiap menit
hidup. Karena memang sudah di sebutkan dalam Al-Qur'an bahwa setiap umat
manusia akan merasakan kematian baik itu cepat atau lambat. Dan kematian itu
selalu mengintai umat manusia, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya
tiba, kita tidak bisa bersembunyi dari kematian karena kematian itu sendiri
berada dalam jiwa raga manusia.
Maka untuk itu, penulis menasehati diri sendiri dan orang lain untuk mulai menghayati, mensyukuri, menjalani hidup dengan sepenuh hati dan menghayati setiap momen kehidupan karena hidup hanya sementara dan singkat. untuk mengakhiri tulisan ini, marilah kita bersama sama menanam beni-hbenih kebaikan sebanyak-banyaknya di sisa umur dan hidup kita di dunia ini.
Maka untuk itu, penulis menasehati diri sendiri dan orang lain untuk mulai menghayati, mensyukuri, menjalani hidup dengan sepenuh hati dan menghayati setiap momen kehidupan karena hidup hanya sementara dan singkat. untuk mengakhiri tulisan ini, marilah kita bersama sama menanam beni-hbenih kebaikan sebanyak-banyaknya di sisa umur dan hidup kita di dunia ini.
*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Malang, 18 Juli 2019, 12:30 WIB.
Komentar
Posting Komentar