*Jalan Dialog Perdamaian Indonesia
Jika kita membaca sejarah perjuangan bangsa, serta gugusan ideologis yang mendasari terwujudnya NKRI, maka tidaklah dapat diabaikan adanya konsep negara yang hendak menyatukan berbagai keanekaragaman dalam semangat persatuan indonesia. kemudian dikukuhkan dalam slogan Bhineka Tunggal Ika, baik dari keanekaragaman wilayah yang terbentang luas dalam berbagai gugusan pulau, sampai keanekaragaman budaya, agama, dan tradisi serta realitas kehidupan yang berbeda satu sama lain. Semua keanekaragaman diakui sebagai eksistensi negara dan bagian dari kehormatan suatu bangsa.(Prof.Musa Asy-Aryie, Hal:195).
Membangun Dialog
Kata dialog mengandung 2 pengertian:1). dialog sebagai media atau sarana untuk memecahkan suatu masalah melalui cara musyawarah untuk mendapatkan penyelesaian.2). teori konflik, dialog adalah cara pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi untuk mencapai suatu rasa keadilan, kebenaran dan keharmonisan. David Bohn (1917-1992), pakar Fisika, mengatakan bahwa, kata dialog berasal dari bahasa yunani “dialogos”. Logos artinya kata atau makna kata. Dan “dia” artinya melalui. Ketika dialog berlangsung, maka mengalir dengan lancar dan leluasa dari satu peserta dialog ke peserta yang lain. Mereka berkomunikasi dalam suasana yang bersahabat, menciptakan makna milik bersama.(Rizal Pangabean, Hal:218)
Suku-suku bangsa kita mengenal berbagai cara untuk menyelesaikan masalah secara damai antara lain mereka berkumpul “dirumah adat” dan berbicara, mereka tidak duduk dimeja panjang atau meja bundar untuk diskusi dan debat dengan sasaran siapa kalah, siapa menang. Mereka duduk ditikar dan berbicara, atau mencetuskan perasaan dan pikirannya tanpa aturan. Sasaran yang dicapai bukan siapa kalah siapa menang, tetapi menerima apa yang perlu dan berguna untuk kita semua.
Negara indonesia adalah negara pancasila, yang menurut sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa. Karena itu, setiap kali menyelesaikan konflik, bangsa ini perlu mengedepankan penghormatan dan cinta terhadap sesama ciptaan sang khalik. Sebagai bangsa yang menyebut dirinya bangsa yang beragama, kita punya kewajiban untuk mengutamakan nilai nilai cinta kasih, keadilan, dan kebenaran yang adalah inti ajaran semua agama mengenai kehendak Tuhan yang maha esa itu.
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa perdamaian tidak turun dari langit begitu saja. Perdamaian harus diciptakan. Terciptanya perdamaian selalu memerlukan proses panjang dan bahkan serta menyita energi yang luar biasa, dan terkadang waktu tempuhnya lebih lama dari konflik dan kekerasan yang telah berlangsung. Dalam mendorong perdamaian dibutuhkan juga kesabaran dan daya tahan yang tinggi, ibarat pelari marathon yang harus mempertahankan stamina dalam jarak dan waktu yang cukup panjang, demikianlah para pihak harus bersikap terhadap proses perdamaian.
Keadilan tidak bisa ada tanpa perdamaian, sebaliknya perdamaian tidak mungkin hadir tanpa ada keadilan. Maka yang satu tidak bisa ada tanpa ada yang lain, tetapi satu dengan yang lain justru saling berkaitan/timbalik balik. Perdamaian merupakan suatu nilai dasariah umat manusia, karena damai memungkinkan suatu kualitas hidup yang sungguh-sungguh bagus. Damai berarti suatu keadaan aman dan tenteram, bahagia dan menyenagkan, suatu keadaan tanpa musuh, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Bebas dari ancaman dan paksaan dari pihak manapun, segala kebutuhan terpenuhi. Dalam damai manusia bebas mengekspresikan diri untuk kemuliaan dirinya sendiri maupun kehidupan manusia pada umumnya. Prinsip adalah bahwa, “jika kamu mau berdamai dengan orang lain, maka kamu harus berdamai dengan dirimu sendiri dulu”.
Membangun Dialog
Kata dialog mengandung 2 pengertian:1). dialog sebagai media atau sarana untuk memecahkan suatu masalah melalui cara musyawarah untuk mendapatkan penyelesaian.2). teori konflik, dialog adalah cara pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi untuk mencapai suatu rasa keadilan, kebenaran dan keharmonisan. David Bohn (1917-1992), pakar Fisika, mengatakan bahwa, kata dialog berasal dari bahasa yunani “dialogos”. Logos artinya kata atau makna kata. Dan “dia” artinya melalui. Ketika dialog berlangsung, maka mengalir dengan lancar dan leluasa dari satu peserta dialog ke peserta yang lain. Mereka berkomunikasi dalam suasana yang bersahabat, menciptakan makna milik bersama.(Rizal Pangabean, Hal:218)
Suku-suku bangsa kita mengenal berbagai cara untuk menyelesaikan masalah secara damai antara lain mereka berkumpul “dirumah adat” dan berbicara, mereka tidak duduk dimeja panjang atau meja bundar untuk diskusi dan debat dengan sasaran siapa kalah, siapa menang. Mereka duduk ditikar dan berbicara, atau mencetuskan perasaan dan pikirannya tanpa aturan. Sasaran yang dicapai bukan siapa kalah siapa menang, tetapi menerima apa yang perlu dan berguna untuk kita semua.
Negara indonesia adalah negara pancasila, yang menurut sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa. Karena itu, setiap kali menyelesaikan konflik, bangsa ini perlu mengedepankan penghormatan dan cinta terhadap sesama ciptaan sang khalik. Sebagai bangsa yang menyebut dirinya bangsa yang beragama, kita punya kewajiban untuk mengutamakan nilai nilai cinta kasih, keadilan, dan kebenaran yang adalah inti ajaran semua agama mengenai kehendak Tuhan yang maha esa itu.
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa perdamaian tidak turun dari langit begitu saja. Perdamaian harus diciptakan. Terciptanya perdamaian selalu memerlukan proses panjang dan bahkan serta menyita energi yang luar biasa, dan terkadang waktu tempuhnya lebih lama dari konflik dan kekerasan yang telah berlangsung. Dalam mendorong perdamaian dibutuhkan juga kesabaran dan daya tahan yang tinggi, ibarat pelari marathon yang harus mempertahankan stamina dalam jarak dan waktu yang cukup panjang, demikianlah para pihak harus bersikap terhadap proses perdamaian.
Keadilan tidak bisa ada tanpa perdamaian, sebaliknya perdamaian tidak mungkin hadir tanpa ada keadilan. Maka yang satu tidak bisa ada tanpa ada yang lain, tetapi satu dengan yang lain justru saling berkaitan/timbalik balik. Perdamaian merupakan suatu nilai dasariah umat manusia, karena damai memungkinkan suatu kualitas hidup yang sungguh-sungguh bagus. Damai berarti suatu keadaan aman dan tenteram, bahagia dan menyenagkan, suatu keadaan tanpa musuh, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Bebas dari ancaman dan paksaan dari pihak manapun, segala kebutuhan terpenuhi. Dalam damai manusia bebas mengekspresikan diri untuk kemuliaan dirinya sendiri maupun kehidupan manusia pada umumnya. Prinsip adalah bahwa, “jika kamu mau berdamai dengan orang lain, maka kamu harus berdamai dengan dirimu sendiri dulu”.
Komentar
Posting Komentar