*Makna Tolong-Menolong (Memberi) Sesama Manusia

*Makna Tolong-Menolong (MEMBERI) Sesama Manusia

Manusia yang bahagia adalah manusia yang hidup didunia ini banyak memberi ketimbang menerima. Semakin banyak yang kita beri, semakin banyak pula kita mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup. Jika kita masih marah-marah atau menyesal karena telah memberikan sesuatu/harta kepada orang lain, Maka berarti kita belum ikhlas dan tulus dalam memberikan harta benda-nya itu, Karena pada dasarnya manusia yang memberi adalah manusia yang punya kelebihan harta benda dan sejenisnya, Artinya bahwa, manusia saling tolong menolong, berzaqat, bersedekah dan berinfaq ada manusiaa lain karena memang kita wajiban memberikan kepadanya, juga amal kebaikan yang kita amalkan sesama manusia akan bermanfaat bagi diri kita sendiri.

Manusia-manusia bisa bermurah hati, tolong-menolong dan berjiwa lapang ada sesama manusia adalah karena manusia sebagai makhluk sosial, setiap manusia dengan manusia lain saling butuh membutuhkan, karena manusia satu akan sulit hidunya tana uluran tangan, bantuan dan keedulian manusia lain yang membantu, juga dengan keedulian sesama bisa mewujudan tatanan masyarakat dan negara yang kita hidup ini menjadi damai, adil, toleran dan sejahtera.
Awalnya, pada diri setiap manusia pasti ada keinginan untuk bantu membantu atau memberikan sesuatu/harta benda/ilmu pengetahuan kepada orang lain, Semakin banyak setiap manusia saling memberi, tolong menolong dan membantu, maka semakin banyak pula manusia lain yang mendapatkan kedamaian, keberkahan, dan kesejahteraan. Kemudian, jika amal atau perbuatan kebaikan itu telah membudaya, kebiasaan dan terkristalisasi dalam ola ikir dan ola laku setia manusia, maka kebaikan-kebaikan kecil itu akan bedamak besar atau bermanfaat bagi sesama manusia, lalu akan menyatu pada setiap masyarakat, sehingga muncul rasa welas asih, kasih sayang, toleransi, persaudaraan antar sesama dalam bermasyarakat dan bernegara.
Mungkin semua manusia tahu bahwa, kita/manusia hidup di dunia ini hanya sementara dengan waktu yang singkat dan umur terbatas. Kondisi masyarakat dan negara di masa depan adalah tergantung pada kondisi generasi-generasi remaja dan emuda masa kini, Karena generasi-generasi muda masa kini lah yang menjadi teladan dan cerminan bagi anak-anak atau pemuda generasi masa dean/yang akan datang. Jika generasi muda masa kini mampu menjadi teladan dan cerminan bagi anak-anak kecil dibawah-nya, Maka akan mudahlah menyiapkan generasi yang cerdas, semangat, berkarakter atau akhlak mulia dan berjiwa besar.
Jika generasi-generasi muda masa kini kehilangan gairah,cita-cita,imian atau semangatnya, Maka tugas dan tanggung jawab emimin-emimin olitik, tokoh masyarakat dan guru-guru yang memberikan amunisis ilmu pengetahuan, karakter dan moralitas agar suaya suatu hari kelak generasi-generasi muda tersebut mampu dan semangat melanjutkan cita-cita para pendahulu/pahlawan/pendiri bangsa masyarakat dan negara indonesia tercinta ini yakni membangun tatanan masyarakat yang damai, toleransi, dan sejahtera.
Lebih lanjut, setiap perbuatan atau aktivitas yang di lakukan oleh manusia atau masyarakat hari ini adalah, kelak akan mempengaruhi kondisi generasi remaha dan emuda di masa depan. Maka sepatutnya, masyarakat hari ini mengisi waktu dengan penuh tekad semangat, kerja keras, meningkatkan ilmu dan moralitas, juga menjadi teladan dan cerminan yang baik bagi generasi masa kini dan masa depan, karena kita yakin bahwa setia kerja kerja kebaikan sekcil apaun akan berdamak besar bagi generasi masa depan yang lebih baik.
Manusia tidak boleh terlarut dengan kondisi di masa lalu, karena kita tidak akan bisa merubahnya. Tetapi kejadian di masa lalu kita jadikan sebagai pelajaran atau hikmah untuk menjalani masa kini yang lebih baik. Karena kita semua masih di beri kesehatan dan harta hari ini, maka manfaatkan waktu sekarang untuk tetap fokus segenap pikiran agar suaya dapat memberikan perubahan bagi hidup kita di masa kini dan masa depan. Manusia tidak boleh pasrah, putus asa atau apatis dengan kondisi di masa kini, tapi kita harus mengubah kondisi di masa kini menjadi lebih baik. Kita tidak perlu capek mencari kedamaian dan kebahagiaan itu di luar sana. karena pada dasarnya, kedamaian dan kebahagiaan itu berada dalam jiwa raga kita, kondisi hati nurani yang rendah hati, bersabar, bersyukur dan menebar manfaat sesama manusia.

#Fitrah TA
#Kehidupan #senin 30 desember 2019, 1930 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam Melindungi Kemanusiaan Abad 21

*Meneladani Perjuangan bapak Pendiri Bangsa.

Mahatma Gandhi dan Manusia Ahimsa (Anti Kekerasan)