*Hidup adalah Menanam

Hidup adalah Menanam (II)

Kalau "kamu" tidak sanggup menjadi petani di sawah-sawah dan kebun-kebun yang bergelut dengan lumpur-lumpur dan terik matahari. Jadilah kamu Petani di masyarakat yang menyediakan benih-benih kesyukuran, kesabaran, kejujuran, kasih sayang, toleransi dan persaudaraan. Benih-benih di atas tidak akan pernah tumbuh berkembang kalau tidak pernah dirawat oleh setiap umat manusia. Kalau benih-benih itu tumbuh sumbur, kelak umat manusia sendiri yang mendapatkan manfaatnya dengan menumbuhkan kedamaian, keteduhan dan keharmonisan hidup antar sesama manusia.

Janganlah "kamu" hendak memanen kalau kita tidak pernah menanam. Setiap pepohonan tidak akan bisa tumbuh menjulang tinggi, kalau tidak ada akar yang yang menancap atau mengakar di tanah atau ladang. Pepohonan yang memiliki akar kuat akan lebih mudah tumbuh subur dan tidak mudah tergoyahkan ketika badai-topan menerjang.

Begitupula, dengan kehidupan umat manusia didunia ini. ketika setiap individu menanam atau menebar benih-benih kebaikan dan merawatnya dengan sabar, maka kita akan memiliki jiwa raga yang kokoh untuk memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi diri dan masyarakat sekitar. Dan juga mudah menghadapi setiap ujian hidup yang menimpa karena di topang benih atau akar yang kokoh dan sehat.

Islam mengajarkan kepada umat manusia khusunya umat islam untuk selalu berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, karena keberadaan atau hidup didunia adalah tempat kita berjuang menanam benih-benih kebaikan untuk menuju akhirat kelak. 
Ada beberapa surah yang menggambarkan untuk berbuat kebaikan kepada hamba atau umat nya, di antaranya adalah yang tertetara di bawah. 1. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra : 7). 2. “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf : 56). 3. “Tidak demikian, bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah : 112). 4. “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar Rahman : 60). 5. “Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik.” (QS. An-Nahl : 30). 6. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula“.

Allah Ta’ala berfirman, “(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16). Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini adalah wasiat yang amat berharga yang Allah ceritakan tentang Lukman Al Hakim supaya setiap orang bisa mencontohnya … Kezholiman dan dosa apa pun walau seberat biji sawi, pasti Allah akan mendatangkan balasannya pada hari kiamat ketika setiap amalan ditimbang. Jika amalan tersebut baik, maka balasan yang diperoleh pun baik. Jika jelek, maka balasan yang diperoleh pun jelek” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 55).
Asy Syaukani rahimahullah menerangkan, “Meskipun kejelekan dan kebaikan sebesar biji (artinya: amat kecil), kemudian ditambah lagi dengan keterangan berikutnya yang menunjukkan sangat samarnya biji tersebut, baik biji tersebut berada di dalam batu yang jelas sangat tersembunyi dan sulit dijangkau, atau di salah satu bagian langit atau bumi, maka pasti Allah akan menghadirkannya (artinya: membalasnya)” (Fathul Qodir, 5: 489). Ayat di atas serupa dengan ayat, “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan” (QS. Al Anbiya’: 47).

Wassalam, Kalau kamu menanam kezaliman dan keburukan, kamu akan menuai keburukan dan mendapatkan laknat. Pun sama, kalau kamu menanam benih-benih amal kebaikan dan menebar pencerahan  kamu akan menuai kedamaian atau kebaikan dan mendapatkan manfaat.

*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam UMM. Kota Malang, Hari Kamis Tanggal 12 April 2018,12:13.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Meneladani Perjuangan bapak Pendiri Bangsa.

Islam Melindungi Kemanusiaan Abad 21

Mahatma Gandhi dan Manusia Ahimsa (Anti Kekerasan)