Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 27, 2019

Kesadaran Sejarah, Sumpah Pemuda dan Persatuan Indonesia

Dalam kehidupan sehari-hari, di kantor, kampus, sekolah-sekolah, medsos, warkop,dll. Kita (warga masyarakat) sering melihat dan mendengar ungkapan klise seperti, “Masa lalu biarlah masa lalu atau yang lalu biarlah berlalu, yang sudah terjadi biarlah terjadi untuk apa di kenang lagi”. Pernyataan di atas ada benarnya juga, tetapi tidak semua peristiwa yang terjadi masa lalu dilupakan semua apa yang terjadi. Karena setiap dibalik peristiwa ada hikmah atau pelajaran yang bisa di ambil, dengan kejadian atau peristiwa di masa lalu masyarakat lebih mudah menghadapi peristiwa serupa sehingga dapat menjalani masa kini dan menatap masa depan dengan baik dan sempurna. Dan hingga saat ini, ada sebagian warga masyarakat Indoensia yang beranggapan bahwa dengan mengingat sejarah (masa lalu) hanya membuat hidup kita statis, terpasung, terlena, menghadapi masa depan. Mengenaskan memang, kita (warga masyarakat indonesia) selama ini terkesan abai terhadap apapun yang berbau masa lampau. Kita sel

Sumpah Pemuda: Tonggak Sejarah Perjungan Bangsa

Sejarah telah mencatat bahwa 28 oktober 1928 merupakan harai yang sangat penting, yakni saat pertama lahirinya diikarkan persatuan dan kesatuan menuju kemerdekaan indonesia. di dalamnya terkandung 2 hal yang perlu diingat, yaitu:. 1. ikrar pemuda pemuda indonesia, keputusan kongres. 2. pertama kalinya diperdengarkan lagu indonesia raya. Ikrar pemuda pemuda indonesia itu menunjukkan suatu kebesaran jiwa yang lahir secara sementara tanpa paksaan dan hanya didorong oleh kesadaran jiwa yang luhur. Sifat percaya pada diri sendiri merupakan modal utama bagi mereka. Mereka memiliki sifat idealisme yang selalu dipegang teguh demi kebesaran bangsa dan tanah air yang dicintai. Pergerakan bangsa kita yang dimulai dari waktu berdirinya   perhimpunan Budi Utomo ditahun 1908, makin lama makin besar. Betapa lekasnya maju pergerakan pemuda dapat diketahui dengan menengok pergerakan Budi Utomo, yang kemudian melihat riwayat pergerakan pemuda, mulai berdinya “Tri Darto Dharmo”, yang kemudian n