Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 26, 2020

Makna Islam Agama yang Benar

Makna Islam Agama yang Benar Buya Hamka mengatakan bahwa, Rasa agama membawa kepada cinta, bukan benci. Memberi maaf, bukan membalas dendam. Kagum, terharu melihat keindahan/jamal. Kemuliaan/jalal, kesempurnaan/kamal. Rasa agama yang tinggi membawa pengakuan akan adanya penguasa tertinggi pengatur semesta. Yang maha kuasa, daripadanya datang segala kekuasaan. Yang maha agung, daripadanya sumber segala keagungan. Roh raya yang daripadanya mengalir sekian roh. Agama yang tinggi menimbulkan tasamuh, toleransi, berlapang dada, bukan picik dan ta'asub, di awak segala benar, diserang segala salah. Kadang-kadang dibawanya orang ke dalam suasana cinta, sehingga melebihi terhadap diri sendiri.(HAMKA, PANDANGAN HIDUP MUSLIM, Hal:164-165). Agama yang benar memperluas pandangan kita. Menjadikan terangkatnya kaki yang terpaku di bumi ini, membawa kita terbang ke angkasa luas. Lepaslah kampung dan halaman, kota dan negeri, suku dan bangsa. Tidak ada yang membatas kita dengan manusia sekali

Peran Akal Budi Manusia Membangun Negara

Peran Akal Budi Manusia Membangun Negara Akhlak yang mulia/baik adalah semulia-mulianya sesuatu, sebaik baiknya manusia. dengan akhlak baik, manusia menjadi leih tinggi derajatnya ketimbang derajat binatang!. Manusia hanyalah sosok yang terdiri daging, urat dan darah. Demikian pula binatang. Ia juga sosok yang terdiri dari daging, urat dan darah. Kedua makhluk ini hanya bisa dibedakan melalui akhlak dan kecerdasan. Andai saja kedua hal ini lenyap, maka tidak ada lagi perbedaan antara manusia dan binatang. Tak pelak lagi, keduanya akan sama- sama bodoh. Bedanya, manusia bisa berbicara, sementara binatang tidak. Selain itu, kerapkali manusia berbicara keji, sesuatu yang tak pernah dilakukan binatang. Pada saat seperti itulah berlaku ketetapan: Yang diam lebih baik daripada yang berbicara. Yang tak bersuara lebih baik daripada yang tak bersuara. Para filosof berupaya mengkaji bagaimana caranya agar manusia dapat membebaskan diri dari martabat hina-dina ini menuju martabat yang tinggi