*Agama menyeru Persahabatan dan Cinta

*Agama menyeru Persahabatan dan Cinta

Makna Agama
Bahwa agama dan adat yang baik menyuruh orang mengundang satu sama lain dan bertemu dalam perjamuan, itu sungguh membantu mengembangkan persahabatan ini. Agama menganjurkan manusia berkumpul di masjid lima kali setiap harinya, dan lebih menyukai shalat jama'ah dari pada shalat sendiri-sendiri, agar sifat bersahabat alami ini dapat mereka nikmati, dan sifat ini melahirkan segala cinta dan ada dalam diri mereka dalam bentuk potensi. Dengan demikian persahabatan yang alami ini akan menjadi aktual, dan akan diperkuat kepercayaan kepercayaan benar yang mempersatukan mereka. Pertemuan setiap hari ini tidak mustahil bagi warga masyarakat. Bahwa tujuan nabi adalah seperti yang kami paparkan di atas, diperlihatkan oleh fakta bahwa beliau mewajibkan masyarakat untuk berkumpul sekali seminggu, pada hari tertentu, dan di masjid yang dapat menampung mereka, agar terjadi pertemuan di antar mereka, persis seperti pertemuan dalam satu keluarga setiap hari. Beliau Nabi saw, mewajibkan pula masyarakat untuk berkumpul dua kali setiap tahunnya disebuah lokasi ibadah: tanah lapang. Hal ini pun dimaksudkan agar mereka dapat tertampung, sehingga mereka bisa saling bertemu dan meningkatkan persahabatan dan diliputi rasa cinta yang mempersatukan mereka. Beliau juga mewajibkan paling tidak sekali seumur hidupnya manusia berkumpul di sebuah tempat suci, kota Makkah. Sengaja beliau menentukkan waktu yang pasti dalam melaksanakan kewajiban yang luas. Manusia dari berbagai negara yang saling berjauhan dapat berkumpul, sebagaimana masyarakat sebuah kota, dan dapat mencapai cinta, masyarakat yang baik dan bahagia. Dengan fitrah manusia yang menghendaki persahabatan ini, mereka bertemu untuk mengupayakan kebaikan-kebaikan bersama, memperbarui ketaatan mereka pada agama, untuk mengagungkan Allah atas hidayah yang telah dilimpahkan-nya pada mereka, juga untuk terus bersama sama memeluk agama lurus yang telah mempersatukan mereka dalam ketaatan kepadanya.(Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Hal:138).
Seorang Imam menjaga agama.
Orang yang menjaga agar sunnah dan kewajiban-kewajiban agama lainnya ditaati adalah imam. Ilmu yang diperlukannya adalah seperti ilmu seorang raja. Orang-orang terdahulu tidak menganggap seorang sebagai imam, kecuali kalau orang itu menjaga agama, sekaligus melaksakan perintah dan menjauhi larangannya. Sebaliknya, terhadap orang yang melalaikan agama, mereka memandangnya sebagai penindas, dan tidak menganggapnya sebagai raja. Sebab agama merupakan ketetapan ilahi yang ditujukan untuk menuntun umat manusia secara sadar untuk memperoleh kebahagiaan hakiki. Dalam hal ini, raja adalah penjaga ketetapan ilahi,dan mengawasi rakyat agar tetap melaksakan kewajiban mereka. Sang arif dan raja persia, Ardashir, berkata, bahwa agama dan raja adalah dua saudara kembar. Masing-masing pihak tidak akan jadi sempurna, kecuali kalau keduanya saling menopang satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, agama adalah fondasi, dan raja adalah penjaganya. Segala sesuatu kalau tidak ada fondasi-fondasinya akan mudah hancur. Tapi kalau tidak ada penjaganya, mudah hilang. Dari sinilah kami menyerukan siapa saja yang menjadi penjaga agama agar waspada dalam posisi yang kini di genggamnya. Kuasailah ilmunya, jangan sembarangan memutuskan persoalan. Jangan sibuk dengan kenikmatan dan kepentingan diri sendiri. Tidak usah menuntut dan mencari-cari kemuliaan, penghormatan dan kekuasaan, kecuali dari jalur yang sewajarnya. Sekali lengah terhadap hal- hal ini, maka ketimpangan dan kelemahan akan menggerogotinya. Kalau sudah begitu, kondisi agama akan berubah. Masyarakat akan mudah terjerumus ke dalam hawa nafsu. Hari demi hari semakin banyak orang mendorong terjadinya kemaksiatan. Akibatnya, kebahagiaan dan ketenteraman berubah sebaliknya. Yang ada Cuma pertentangan demi pertentangan, yang terjadi hanya permusuhan demi permusuhan yang tak dapat dielakkan lagi.(Ibn Miskwaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Hal:138).

*)Penulis adalah Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam UMM. Kota Malang, Hari Senin Tanggal 10 Februari 2020,12:13 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Meneladani Perjuangan bapak Pendiri Bangsa.

Islam Melindungi Kemanusiaan Abad 21

Mahatma Gandhi dan Manusia Ahimsa (Anti Kekerasan)