PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM, MELINDUNGI MARTABAT KEMANUSIAAN




banyak sekali orang berbicara tentang "pembaharuan islam", ada yang mengira bahwa yang dimaksud ialah menambal baju yang koyak, atau menggerakan mesin rongsok. adapula yang memgira bahwa untuk menanggulangi hal itu salah satu hukum allah atau islam harus diterjang, melamahkan masa lalu, karena terkech oleh masa kini, atay hanyut dalam perdaban modern, semua itu sama sekali adalah anggapan keliru manusia atau ummat yang tidak paham apapaun mengenai islam.

yang dimaksud dengan "pembaharuan" ialah menjaga kemurnian agama kita dari hal hal yang mengaburkan dan mnegeruhkan keidnahannya. pembaharuan adalah ibarat mencucui baju hingga bersih dari kotoran atau noda yang melekat, atau ibarat membersihkan dbu yang menenpel yang menutupi gambarnya.

empat puluh tahun yang saya, pernah menatakan dalam kitab fiqh pertama yang saya tulis, "hakikat kebenaran agama berasal dari sumber sumbernya sendiri. tetapi dalam proses perjalanan sejarahnya agama itu semakin dikaitkan dengan kebiasaan lingkungan, tradisi peninggalana zaman, ketidaktahuan kaum awam, selera pribadi dan atau keinginan oknum oknum yang memegang kekuasaan. jika agama terganutng pada semua ini, kejernihannya akan hilang dan akan menjadi seperti nil yang mengalir didataran rendah, tidak dapat diminum sebelum dijernihkan terlebh dahulu agar kembali seperti keadannya semula "ketika air itu turun dari langit".
apakah air ynag diperoleh dari sungai lebih jernih dan lebih murni daripada aslinya? tidak semua orang menginginkannya supaya air kembali kepada kejernihannya semula, seperti ketika ia turun dari langit. harapan kita tentang "pembaharuan islam" kira kira sama dengan usaha kita untuk menerjernihkan air minum.(al ghazali, menjawab 40 soal islam abad 20, hal 159).

rasulullah saw telah mengingatkan kita akan betapa mulianya pekerjaan itu, beliau bersabda: "orang orang yang jujur dan adil akan menjunjung tinggi ilmu ini(ilmu agama atau fiqh). mereka akan menjauhkan dari perubahan orang orang yang berlebihan lebihan/ekstrem, dari pemalsuan orang rang bathil dari pemaklman orang orang bodoh".

tiga kalimat tersebut merupaakan mukjizat kenabian rasulullah saw, yang memesonakan. pada zaman dahulu kita lihat adanya orang orang ekstrem yang memebnci kehiudpan, menolak hidup berkeluarga, berpuasa selama hidup, terus menerus sembahayang setiap malam dan tidak mau tidur.
hadist beliau diatas memberitahu kita bahwa, bagaimana mereka/umat islam harus belajar itidal/bersikap wajar dan sedang sedang ssaja dan bagaimana mereka harus meninggalkan sikap berlebih e;ebihan. al ghazali, menjawaab soal islam abad 20, hal 160.

menurut kenyataan, soal pembaharuan pemikiran mengenai agama islam, jatuh bangun dan timbl tenggelamanya bergantung pada sikapnya terhadap tiga macam penyakit, yaitu pengubahan yang dilakukan oleh kaum ekstrem, pemalsuan yang dillakukan oleh kaum bathil, dan penakwilan yang dilakukan oleh orang orang bodoh.

karena itu, pembaharuan islam berarti kembali kepada keasliannya seperti yang diturunkan allah swt, maka tidak ada teladan tinggi dan contoh terbai yang dapat diambil dan diikuti selain perikehidupan muhammad saw dan para sahabatnya. karena beliaulah yang mencerminkan agama islam yang sebenar benarnya.

seperti scontoh: musyawarahh adalah suatu kebanaran. pada zaman dahulu  pelaksaannya tidak banyak membutuhkan jerih payah, cukup dengan meminta pendapat kepada hadirin. tetapi dizaman kita, sekarang ini, pelaksanaan musyawarah membutuhkan organisasi yang rapi dan pengaturan yang luas.

pembaharuan pemikiran keagamaan, memerlukan pemikiran yang matang dan hati yang bersih, membutuhkan pandangan yang tepat mengenai kkekliruan dalam sejarah yang dilakukan oleh generasi masa silam, mebutuhkan ulama yang memahami benar benar isi kitabullah, meneladani sunnah,dll.

apakah perbaikan itu dimulai dari lapangan pendidikan atau lapangan politik. jalannnya adalah satu, yaitu perbaikan harus ditangani oleh orang orang yang jujur dan ikhlas. dengan demikian, kendatipunn titik permulannya berbeda, tapi umat islam akan dapat memetik buahnya yang segar. al ghazali, menjawab soal islam abad 20, hal 168.

*)Penulis Fitratul Akbar, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Kota Bima, 17 Mei 2020, 21:50 WITENG.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Meneladani Perjuangan bapak Pendiri Bangsa.

Islam Melindungi Kemanusiaan Abad 21

Mahatma Gandhi dan Manusia Ahimsa (Anti Kekerasan)